Senin, 22 September 2014

Apa Itu Wi-Fi dan Channel Wi-Fi?


Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.11 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya
Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu:
  1. 802.11a
  2. 802.11b
  3. 802.11g
  4. 802.11n
Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan izin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.
Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:
  1. Channel 1 – 2,412 MHz;
  2. Channel 2 – 2,417 MHz;
  3. Channel 3 – 2,422 MHz;
  4. Channel 4 – 2,427 MHz;
  5. Channel 5 – 2,432 MHz;
  6. Channel 6 – 2,437 MHz;
  7. Channel 7 – 2,442 MHz;
  8. Channel 8 – 2,447 MHz;
  9. Channel 9 – 2,452 MHz;
  10. Channel 10 – 2,457 MHz;
  11. Channel 11 – 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.
Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).
Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Tingginya animo masyarakat –khususnya di kalangan komunitas Internet– menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.
Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut –yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan– dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.
Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.
Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.
Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002 (www.analysys.com).
Hardware wi-fi yang ada di pasaran saat ini ada berupa :
  1. PCI
  2. USB
  3. PCMCIA
  4. Compact Flash
Ada 2 mode akses koneksi Wi-fi, yaitu
  1. Ad-Hoc. Mode koneksi ini adalah mode dimana beberapa komputer terhubung secara langsung, atau lebih dikenal dengan istilah Peer-to-Peer. Keuntungannya, lebih murah dan praktis bila yang terkoneksi hanya 2 atau 3 komputer, tanpa harus membeli access point
  2. Infrastruktur. Menggunakan Access Point yang berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan (Network).
Terdapat beberapa jenis pengaturan keamanan jaringan Wi-fi, antara lain:
  1. WPA Pre-Shared Key
  2. WPA RADIUS
  3. WPA2 Pre-Shared Key Mixed
  4. WPA2 RADIUS Mixed
  5. RADIUS
  6. WEP

ARP (Address Resolution Protocol)


Oke, kali ini akan membahas tentang ARP atau Address Resolution Protocol. ARP merupakan sebuah protokol dalam TCP/IP Protocol Suite yang bertanggung jawab dalam melakukan resolusi alamat IP ke dalam alamat Media Access Control (MAC Address). Jika memang alamat yang dituju berada di luar jaringan lokal, maka ARP akan mencoba untuk mendapatkan MAC address dari interface lokal yang menghubungkan jaringan lokal ke luar jaringan (di mana komputer yang dituju berada.

Ketika sebuah aplikasi yang mendukung teknologi protokol jaringan TCP/IP mencoba untuk mengakses sebuah host TCP/IP dengan menggunakan alamat IP, maka alamat IP yang dimiliki oleh host yang dituju harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam MAC Address agar frame-frame data dapat diteruskan ke tujuan dan diletakkan di atas media transmisi (kabel, radio, atau cahaya), setelah diproses terlebih dahulu oleh Network Interface Card(NIC). Hal ini dikarenakan NIC beroperasi dalam lapisan physicaldan lapisan data-link pada tujuh lapis model referensi OSI dan menggunakan alamat fisik daripada menggunakan alamat logis (seperti halnya alamat IP atau nama NetBIOS) untuk melakukan komunikasi data dalam jaringan.

Fungsi ARP adalah untuk meningkatkan keamanan. Dalam mikrotik, masukan ARP bisa didapat secara dynamic. Namun untuk meningkatkan keamanan, kita dapat memasukkan ARP static secara manual. Dengan hanya membolehkan sebuah router me-reply hanya untuk masukan ARP static pada tabel ARP, maka akan membatasi akses ke router dan jaringan di belakang router, yang hanya untuk IP address atau mac address dengan kombinasi.

Sekian dulu ulasan dari saya tentang pengertian dan fungsi ARP.
Semoga bermanfaat. Good luck :)

Pengertian PING dan TTL

Kata ping menjadi populer sejak ada fitur pada salah satu smartphone yang menggunakan kata ping sebagai nama salah satu aplikasinya.  Namun ping yang dimaksud bukan itu, dalam networking ping adalah program ringan yang dipakai untuk mengetahui status perangkat komputer yang terhubung pada sebuah jaringan komputer.  Setelah perintah ping dieksekusi biasanya yang diperhatikan adalah reply atau request time out(RTO) namun di samping dua parameter utama dari hasil ping tersebut, ada parameter lain yang harus diperhatikan untuk menganalisa kondisi jaringan dan kualitas koneksi.

Apa yang mesti diperhatikan dari hasil perintah ping, berikut adalah penjelasan singkat tentang hasil perintah ping.
1.    Reply
Jika muncul pesan replay artinya ada balasan atau respon dari komputer atau perangkat tujuan. Perangkat tujuan memberi kabar balik bahwa kiriman sudah diterima. Hal ini bisa disimpulkan bahwa perangkat komputer itu masih berpartisipasi aktif dalam jaringan.

2.    Request Time Out alias RTO.
Pesan RTO mengandung pengertian bahwa packet yang dikirim sampai ke tujuannya namun sang pengirim tidak menerima konfirmasi balasan yang menyatakan bahwa packet sudah diterima oleh perangkat tujuan. Penyebab RTO macam-macam mulai dari firewall, sistem pangaman, terjadinya masalah pada jaringan, rusaknya NIC pada si penerima, atau si penerima tidak aktif lagi dalam jaringan.

3.    Nama tujuan dan IP tujuan
Biasanya yang pertama kali muncul saat setelah kita melakukan perintah ping dengan menggunakan nama komputer tujuan adalah nama komputer tersebut dan juga IP address dari komputer itu. Pesan ini menjelaskan bahwa komputer tujuan telah terdaftar pada DNS server dengan nama dan ip yang tertera.

4.    Bytes
Bytes = 32, pesan ini berarti packet ping yang kita kirim ke komputer tujuan adalah sebesar 32byte. Secara default jika kita tidak menyatakan besar paket ping yang mau dikirim maka komputer akan menyatakan jumlahnya sebesar 32bytes. Kita bisa menyatakan sendiri packet yang mau kita kirim dengan perintah: Ping (ip addres) –l ( jumlah packet ).
Untuk menghemat bandwith besar packetnya dikasih 1 byte saja.

5.    Time
Time adalah total dari jumlah waktu yang dibutuhkan oleh packet yang dikirim untuk sampai ke tujuan dan jumlah waktu yang dibutuh oleh penerima untuk mengkonfirmasikan kembali kepada si pengirim bahwa packet kiriman sudah diterima. Semakin kecil waktunya semakin bagus kualitas koneksinya.

6.    TTL
TTL adalah time to live. TTL adalah semacam penanda waktu agar packet kiriman ping tidak terus menerus terkirim. TTL menandakan bahwa packet ping harus berakhir dalam jangka waktu tertentu. Ketika packet dikirim dari sebuah komputer TTL-nya bernilai 255 setelah melewati sebuah router nilai TTL berkurang satu dan semakin banyak router yang dilewati maka makin kecil nilai TTL-nya dan habis atau expired.

7.    Statistic
Ping statistik berisi berapa waktu rata-rata yang diperlukan dan berapa jumlah packet yang sampai dan berapa yang gagal.

Jika sudah reply maka pastikan waktunya juga kecil, percuma kalau reply tapi relpy timenya tinggi. Jumlah byte jangan besar-besar, gunakan 1 bytes untuk sekedar mengetes status dari komputer tujuan.

C:\Users>ping www.yahoo.com

Pinging ds-sg-fp3.wg1.b.yahoo.com [106.10.170.118] with 32 bytes of data:
Reply from 106.10.170.118: bytes=32 time=468ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=32 time=365ms TTL=52
Request timed out.
Reply from 106.10.170.118: bytes=32 time=139ms TTL=52

Ping statistics for 106.10.170.118:
    Packets: Sent = 4, Received = 3, Lost = 1 (25% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 139ms, Maximum = 468ms, Average = 324ms


C:\Users>ping www.yahoo.com -t -l 1

Pinging ds-sg-fp3.wg1.b.yahoo.com [106.10.170.118] with 1 bytes of data:
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=86ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=174ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=128ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=87ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=349ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=114ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=79ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=93ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=115ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=279ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=89ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=126ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=86ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=82ms TTL=52

Ping statistics for 106.10.170.118:
    Packets: Sent = 14, Received = 14, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 79ms, Maximum = 349ms, Average = 134ms
Control-Break
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=90ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=84ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=188ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=65ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=80ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=88ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=139ms TTL=52
Reply from 106.10.170.118: bytes=1 time=82ms TTL=52

Ping statistics for 106.10.170.118:
    Packets: Sent = 22, Received = 22, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 65ms, Maximum = 349ms, Average = 122ms
Control-C

CLASSFUL & CLASSLESS

 
Dalam pengalamatan IP terdapat dua metode yaitu classful dan classless. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan di antara keduanya.

# Classful
Classful secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan kelas". Kemudian jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, maka pengalamatan IP classful dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP berdasarkan kelas". Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4. Ya, seperti sudah diketahui IPv4 dibagi menjadi kelas A, B, C, D, dan E.

Dengan pengalamatan IP classful, jaringan yang dapat dibentuk hanya sebatas kapasitas masing-masing kelas, dan kapasitas host yang besar yang dimiliki oleh kelas A dan B sering tidak terpakai secara optimum. Selain itu juga telah membuat tabel routing global menjadi membengak melebihi kapasitas router. Oleh sebab itu metode ini sudah tidak digunakan lagi dan diganti dengan classless.

# Classless
Classless secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak menggunakan kelas". Kemudian jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, maka pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa mengenal kelas". Yaitu dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian diikuti dengan variabel panjang prefiks.
Contoh: 172.26.78.3/28
172.26.78.3 = alamat IP, /28 = panjang prefiks (CIDR)
Dengan metode classless dapat menyederhanakan tabel routing dengan cara satu tabel routing dapat untuk beberapa jaringan sehingga menghemat penggunaan kapasitas router dalam membuat tabel routing. Selain itu, metode ini memungkinkan untuk menggunakan alamat IP kelas A dan B dengan panjang prefiks tertentu yang belum dipakai.

Namun dalam rangka menjawab permasalahan menipisnya kapasitas jumlah host IPv4 yang diperkirakan akan habis seluruhnya dalam beberapa tahun lagi, maka dibuatlah protokol atau sistem pengalamatan yang baru yaitu IPv6 dengan panjang 128-bit dan bersifat classless sehingga mampu mendukung jumlah host hingga 3,4 x 1038 host.
Contoh IPv6: 21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a

SPREAD SPECTRUM

SPREAD SPECTRUM
 
Lahirnya sistem komunikasi spread spectrum pada pertengahan tahun 1950 dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan sistem komunikasi yang dapat mengatasi masalah interferensi, dapat menjamin kerahasiaan informasi yang dikirim dan dapat beroperasi pada tingkat S/N (signal to noise ratio) yang rendah atau tahan terhadap derau yang besar. Dalam sistem komunkasi sekarang ini, dimana penggunaan frekuensi sudah cukup padat sehingga interferensi dan noise dari transceiver lain cukup besar. Dalam komunikasi radio kita juga sering mendengar adanya penyadapan pembicaraan pada handphone oleh pesawat radio lain. Spread Spectrum merupakan metode energi elektromagnetik yang dihasilkan dalam suatu bandwidth yang sengaja tersebar pada frekuensi domain, sehingga sinyal memiliki bandwidth yang lebih luas akan tetapi menggunakan peak power yang rendah. Teknik ini digunakan untuk berbagai alasan, termasuk pembentukan keamanan komunikasi, meningkatkan resistensi terhadap gangguan, interferensi, jamming dan untuk mencegah adanya deteksi. Teknologi ini memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi disamping disebarkan dalam bentuk kode-kode juga dikarenakan sinyal-sinyal spread spectrum yang mirip dengan noise sehingga sulit dideteksi. Oleh karenanya teknologi ini digunakan pada militer cukup lama dan kemudian dikembangkan ke komunikasi luar angkasa. Berikut gambaran dan perbandingan bandwith dan peak power pada spread spectrum dgn narrow band.

Narrow-Band vs Spread-Spectrum
Narrow-Band vs Spread-Spectrum
Narrow band transmission merupakan suatu teknologi komunikasi yang hanya menggunakan spektrum frekuensi sekadar cukup untuk membawa sinyal data saja dengan tujuan untuk menghemat penggunaan frekuensi. Narrow band memiliki power yang relatif besar untuk transmisi, karena memang sinyal narrow band baru dapat diterima apabila sinyal tsb dapat bertahan diatas general noise level (noise floor). Sehingga hal inilah yg menyebabkan narrow band mudah dapat secara mudah di-jamming dan terganggu oleh interferensi. Jamming merupakan tindakan yang disengaja untuk menindih transmisi dengan daya yang lebih tinggi dengan menggunakan sinyal yang tidak diinginkan pada band yang sama. Disamping itu lebar frekuensi yang narrow atau sempit ini menyebabkan sinyal ini dapat dengan mudah noise atau derau melenyapkan sinyal band-band ini.
Teknologi pada narrow band justru berbeda halnya dengan spread spectrum yang justru menggunakan band frekuensi yang jauh lebih lebar dibanding dengan frekuensi yang dibutuhkan untuk memancarkan sinyalnya (seperti halnya FDMA, dan TDMA pd GSM). Disamping itu penggunaan dayanya yang juga relatif lebih rendah. Hal-hal inilah yang menyebabkan spread spectrum sebaliknya menjadi lebih baik daripada narrow band. Dengan bandwith yang lebar ini, spread spectrum memiliki kelebihan yang membutuhkan periode pulsa yang jauh lebih kecil, karena frekuensi berbanding terbalik dengan periode waktu. Seperti pada gambar di bawah ini (biru adalah narrow band, merah adalah spread spectrum).

Perbandingan periode pulsa
Perbandingan periode pulsa
Dengan kata lain kita dapat menyimpulkan kelebihan spread spectrum antara lain :
· Lebih kebal terhadap jamming
· Mampu menekan interferensi
· Dapat dioperasikan pada level daya yang rendah
· Kemampuan multiple access secara CDMA (Code Division Multiple Access)
· Kerahasiaan lebih terjamin
· Ranging
METODE SPREAD SPECTRUM
Kalau kita melihat secara sekilas dari pengertiannya, spread spectrum merupakan metode transmisi menyebarkan data pada spektrum tertentu, dan memang itulah intinya. Dimana suatu data akan disebarkan pada pita frekuensi yang lebar dengan power daya yang rendah. Salah satu contoh aplikasi teknologi spread spectrum ini antara lain CDMA. Setiap kanal/pengguna (user) pada CDMA menggunakan waktu dan frekuensi secara bersamaan. Untuk membedakan setiap kanal/pengguna maka digunakan kode yang unik dan dapat digunakan untuk melebarkan sinyal. Kode ini disebut Pseudo Random Noise (PN Code) yang merupakan deretan data berkecepatan tinggi yang berharga polar (-1 & +1) atau non polar (0 & 1). Kode ini juga memiliki sifat acak semu yang periodik. Adapun pembangkitnya dinamakan Pseudo Random Generator (PRG) atau ada yg menyebutnya dengan Pseudo Noise Generator (PNG).
Blok Diagram Spread Spectrum
Blok Diagram Spread Spectrum
Sebuah sistem spread-spectrum harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Sinyal yang dikirimkan menduduki bandwidth yang jauh lebih lebar daripada bandwidth minimum yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal informasi
2. Pada pengirim terjadi proses spreading yang menebarkan sinyal informasi dengan bantuan sinyal kode yang bersifat independen terhadap informasi
3. Pada penerima terjadi proses despreading yang melibatkan korelasi antara sinyal yang diterima dan replika sinyal kode yang dibangkitkan sendiri oleh suatu generator lokal.
Spreading dan Despreading
Spreading dan Despreading
Pada bagian pertama menunjukkan bahwa bit-bit data yang akan ditransmisikan ke penerima. Kemudian pada bagian kedua menunjukkan gambar kode PN yang akan digunakan untuk spreading data yang akan ditransmisikan. Kode ini unik untuk setiap user dan akan digunakan kembali dalam proses decode di penerima. Suatu isyarat yang sudah disebar hanya bisa disusun ulang menjadi data asli dengan menggunakan kode PN yang sama. Selanjutnya pada bgain ketiga hasil proses spreading yaitu perkalian antara bit data yang akan dikirim dengan kode PN yang digunakan untuk spreading. Kemudian sebelum dikirimkan, isyarat ini akan dimodulasi dengan isyarat pembawa dengan frekuensi tertentu. Kemudian, hasil tersebut pada contoh ini dimodulasi dengan modulasi BPSK yang siap untuk ditransmisikan. Dalam modulasi BPSK, perubahan nilai bit data di tandai dengan perubahan fase sinyal. Dari gambar terlihat bahwa fase akan berubah ketika bit data berganti nilai. Berikut contoh lain proses spreading dan despreading dengan multiple access.
User 1 mengirimkan data sbg berikut bersama-sama user lain yang telah dikodekan terlebih dahulu.
contoh1
Kemudian digunakan demodulator berikut :
contoh2
Dengan memanfaatkan demodulator yg digunakan maka didapatkan hasil perkalian sbb :
contoh3
Hasil pada demodulator tsb. kemudian diintegralkan dan didapatkan data aslinya sbb :
contoh4
Dimana pada rentetan gambar di atas, User 1 akan mengirim data dengan menggunakan PN Code yang akan dimodulasi bersama-sama dengan user yg lain. Kemudian pada hasil terakhir tetap didapatkan hasil yang sama.

IP Publik dan IP Private

1.    Pengertian IP Public dan IP Private

a. IP Public

IP Public adalah IP address yang telah ditetapkan oleh InterNIC  dan berisi beberapa buah network ID yang dijamin unik yang digunakan untuk lingkup internet, host yang menggunakan IP public dapat diakses oleh seluruh user yang tergabung diinternet baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui proxy/NAT). IP Addressing juga dikelompokkan berdasarkan negara, Indonesia umumnya dimulai dengan kepala 202 & 203. Contoh : P Public adalah akses Speedy modem yang merupakan IP Public 125.126.0.1

b. IP Private
IP Private adalah IP address yang digunkan untuk lingkup intranet, host yang menggunakan IP Private hanya bisa diakses di linkup intranet saja.  Contoh : IP private akses di LAN modem menggunakan IP Private 192.168.1.1

2.    Perbedaan IP Private dan IP Public
a. IP Public
Sebuah alamat IP Public yang ditugaskan untuk setiap komputer yang terhubung pada internet dimana setiap IP adalah unik. Maka akan tidak bisa ada dua komputer dengan alamat IP Public yang sama dalam seluruh Internet. Skema pengalamatan memungkinkan komputer untuk “menemukan satu sama lain” dan melakukan pertukaran informasi. Pengguna tidak memiliki kontrol atas alamat IP (Public) yang diberikan ke komputer. Alamat IP Public ditugaskan untuk komputer oleh Internet Service Provider secara langsung setelah komputer terhubung ke gateway Internet.
Sebuah alamat IP Public dapat berupa statis atau dinamis. Sebuah alamat IP public static tidak dapat berubah dan digunakan terutama untuk hosting halaman Web atau layanan di Internet. Di sisi lain sebuah alamat IP Public yang dinamis dipilih dari sebuah pool yang tersedia pada alamat dan perubahan masing-masing terjadi satu kali untuk menghubungkan ke Internet. Sebagian besar pengguna internet hanya akan memiliki IP dinamis yang bertugas untuk setiap komputer. Ketika terjadi disconnetted atau jaringan terputus apabila menghubungkannya kembali maka otomatis akan mendapat IP baru.
b. IP Private
Sebuah alamat IP dianggap pribadi jika nomor IP termasuk dalam salah satu rentang alamat IP untuk jaringan pribadi seperti Local Area Network (LAN). Internet Assigned Numbers Authority (IANA) telah mereservd tiga blok berikut ruang alamat IP untuk jaringan pribadi (jaringan lokal) :
~  Kelas A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255
~  Kelas B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255
~  Kelas C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Alamat IP  Private/Pribadi yang digunakan untuk penomoran komputer dalam jaringan pribadi termasuk rumah, sekolah dan LAN bisnis di bandara dan hotel yang memungkinkan komputer dalam jaringan untuk berkomunikasi satu sama lain. Katakanlah misalnya, jika jaringan X terdiri dari 10 komputer masing-masing dapat diberikan IP mulai dari 192.168.1.1 ke 192.168.1.10. Berbeda dengan IP publik, administrator jaringan pribadi bebas untuk menetapkan alamat IP dari pilihannya sendiri (disediakan nomor IP  pada kisaran alamat IP pribadi seperti yang disebutkan di atas).
Perangkat dengan alamat IP private tidak dapat terhubung langsung ke Internet. Demikian juga, komputer di luar jaringan lokal tidak dapat terhubung langsung ke perangkat dengan IP pribadi. Hal ini dimungkinkan untuk menghubungkan dua jaringan pribadi dengan bantuan router atau perangkat serupa yang mendukung Network Address Translation.
Jika jaringan pribadi yang terhubung ke Internet (melalui koneksi Internet melalui ISP) maka setiap komputer akan memiliki IP swasta maupun IP publik. Private IP dipakai untuk komunikasi dalam jaringan dimana IP publik digunakan untuk komunikasi melalui Internet. Kebanyakan pengguna internet dengan koneksi DSL / ADSL akan memiliki Ip seperti IP publik.

Supnetting

 
Subnetting
Subnetting adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, yang menunjukkan letak suatu host apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnetting yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
                               Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1,                        Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnetting meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.




Cara Menghitung Subnet Mask :
Misalkan anda memiliki IP adress 192.168.10.0 dan Subnet mask 255.255.255.128
Ubah angka 128 ke bilangan biner dengan cara sebagai berikut :
128 : 2 = 64 sisa 0
64   : 2 = 32 sisa 0
32   : 2 = 16 sisa 0
16   : 2 =  8 sisa 0
8     : 2 =  4 sisa 0
4     : 2 =  2 sisa 0
2     : 2 =  1 Sisa 0
Hasil akhir 1 tidak dapat dibagi menjadi 1hasil bilangan binernya adalah 10000000
Banyaknya subnet yang tersedia dari rumus 2^x. X adalah jumlah dari angka 1, karena berdasarkan angka biner yang ada jumlah 1=1 maka 2^1 = 2 maka jumlah subnet maksnya adalah 2. Dari Subnet maks yang terbesar adalah 256 maka dihasilkan 256 – 128 = 128. Maka subnet masknya adalah 0 dan 128
Contoh lain, bila ditetapkan subnet masknya 255.255.255.192
Jumlah subnet maks dapt dihitung
192 : 2 = 96 sisa 0
96   : 2 = 48 sisa 0
48   : 2 = 24 sisa 0
24   : 2 = 12 sisa 0
12   : 2 =  6 sisa 0
6     : 2 =  3 sisa 0
3     : 2 =  1 sisa 1
maka bilangan binnernya adalah 11000000 karena angka 1 ada 2 maka 2^2 = 4
dan subnet yang dapat digunakan adalah 256–192 = 64, maka Subnetnya adalah 0, 64, 128, 192 artinya subnetnya adalah
255.255.255.0
255.255.255.64
255.255.255.128
255.255.255.192
Jumlah Host per Subnet = 2^y–2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^6-2 = 62 host
 
Penghitungan pada kelas-kelas IP 
  Perhitungan Pada IP Kelas A  
Soal: Dengan NETWORK ADDRESS 10.0.0.0/23, Subnetting seperti apa yang bakal terjadi? Jawab: Analisanya 10.0.0.0 adalah IP kelas B dengan Subnet Mask /23 yang artinya 11111111.11111111.11111110.00000000 atau 255.255.254.000 (Lihat Tabel)
  1. Jumlah Subnet: Rumus 2x (x adalah nilai bineri 1 (angka 1) pada subnetmask di oktet bagian host) karena kelas A maka oktet hostnya adalah oktet yang kedua, ketiga dan keempat (tiga oktet terakhir), berarti nilai x=15. Jadi jumlah subnetnya adalah 215=32768
  2. Jumlah Host per Subnet: Rumus 2y - 2 (y adalah kebalikan dari x yaitu bineri 0 (angka 0) pada oktet host) berarti nilai y=9. Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 29-2=510
  3. Blok Subnet: Rumus 256 - nilai terakhir subnetmask, jadi Blok Subnetnya adalah 256-254=2 sehingga subnet mask berikutnya adalah 2+2=4 kemudian 4+2=6 dan seterusnya, lengkapnya 0, 2, 4, 6, 8, 10, ..., 254
  4. Host dan Broadcast yang bisa digunakan: Host yang bisa di gunakan adalah mulai dari satu angka setelah nilai subnet dan broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya, lebih jelas lihat tabelnya:
    Subnet
    10.0.0.0
    128.2.0.0
    ....
    10.10.0.0
    ....
    10.254.0.0
    Host Pertama
    10.0.0.1
    128.2.0.1
    ....
    10.10.0.1
    ....
    10.254.0.1
    Host Terakhir
    10.1.255.254
    128.3.255.254
    ....
    10.11.255.254
    ....
    10.255.255.254
    Broadcast
    10.1.255.255
    128.3.255.255
    ....
    10.11.255.255
    ....
    10.255.255.255

Perhitungan Pada IP Kelas B 
Soal: Dengan NETWORK ADDRESS 128.1.0.0/20, Subnetting seperti apa yang bakal terjadi? Jawab: Analisanya 128.1.0.0 adalah IP kelas B dengan Subnet Mask /20 yang artinya 11111111.11111111.11110000.00000000 atau 255.255.240.000 (Lihat Tabel)
  1. Jumlah Subnet: Rumus 2x (x adalah nilai bineri 1 (angka 1) pada subnetmask di oktet bagian host) karena kelas B maka oktet hostnya adalah oktet yang ketiga dan keempat, berarti nilai x=4. Jadi jumlah subnetnya adalah 24 = 16
  2. Jumlah Host per Subnet: Rumus 2y - 2 (y adalah kebalikan dari x yaitu bineri 0 (angka 0) pada oktet host) berarti nilai y=12. Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 212-2=4094
  3. Blok Subnet: Rumus 256 - nilai terakhir subnetmask, jadi Blok Subnetnya adalah 256-240=16 sehingga subnet mask berikutnya adalah 16+16=32 kemudian 32+16=48 dan seterusnya, lengkapnya 0, 16, 32, 48, 64, 80, ..., 240
  4. Host dan Broadcast yang bisa digunakan: Host yang bisa di gunakan adalah mulai dari satu angka setelah nilai subnet dan broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya, lebih jelas lihat tabelnya:
    Subnet
    128.1.0.0
    128.1.16.0
    ....
    128.1.80.0
    ....
    128.1.240.0
    Host Pertama
    128.1.0.1
    128.1.16.1
    ....
    128.1.80.1
    ....
    128.1.240.1
    Host Terakhir
    128.1.16.254
    128.1.16.254
    ....
    128.1.80.254
    ....
    128.1.240.254
    Broadcast
    128.1.16.255
    128.1.16.255
    ....
    128.1.80.255
    ....
    128.1.240.255

Perhitungan Pada IP Kelas C  
Soal: Dengan NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/27, Subnetting seperti apa yang bakal terjadi? Jawab: Analisanya 192.168.1.0 adalah IP kelas C dengan Subnet Mask /27 yang artinya 11111111.11111111.11111111.11100000 atau 255.255.255.224 (Lihat Tabel)
  1. Jumlah Subnet: Rumus 2x (x adalah nilai bineri 1 (angka 1) pada subnetmask di oktet bagian host) karena kelas C maka oktet hostnya adalah hanya oktet yang keempat, berarti nilai x=3. Jadi jumlah subnetnya adalah 23 = 8
  2. Jumlah Host per Subnet: Rumus 2y - 2 (y adalah kebalikan dari x yaitu bineri 0 (angka 0) pada oktat host) berarti nilai y=5. Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 25-2=30
  3. Blok Subnet: Rumus 256 - nilai terakhir subnetmask, jadi Blok Subnetnya adalah 256-224=32 sehingga subnet mask berikutnya adalah 32+32=64 kemudian 64+32=96 dan seterusnya, lengkapnya 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 224
  4. Host dan Broadcast yang bisa digunakan: Host yang bisa di gunakan adalah mulai dari satu angka setelah nilai subnet dan broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya, lebih jelas lihat tabelnya:
    Subnet
    192.168.1.0
    192.168.1.32
    ....
    192.168.1.224
    Host Pertama
    192.168.1.1
    192.168.1.33
    ....
    192.168.1.225
    Host Terakhir
    192.168.1.30
    192.168.1.62
    ....
    192.168.1.254
    Broadcast
    192.168.1.31
    192.168.1.63
    ....
    192.168.1.255

IP Address

IP Address



"Alamat IP" adalah singkatan dari alamat Internet Protocol, dan setiap perangkat yang tersambung ke suatu jaringan (seperti internet) punya satu.
Ketika mengakses suatu internet atau terhubung dengan suatu jaringan, tentu saja komputer anda dapat diakses oleh orang lain. Sehingga dalam internet, setiap komputer memiliki semacam ID yang disebut dengan IP address. IP adress pemakai internet sebagian besar menggunakan IP dinamis, dimana dapat berubah-rubah setiap kali melakukan koneksi kedalam internet.
IP Address yang sering digunakan ini menggunakan basis TCP/IP karena lebih sederhana, dan lebih mudah untuk di mengerti. Sedangkan di OSI Layer sendiri memiliki IP Address sendiri, yang tentu saja berbeda dengan TCP/IP. Tetapi di dunia ini yang lebih sering dikenal dan digunakan IP Address TCP/IP IP Address sendiri dibagi menjadi 2, yaitu IP Address Private dan IP Address Public. IP Address Private biasanya didaptkan oleh pengguna user rumahan atau sekala kecil. IP Address Private ini didapatkan setelah melaku
kan Subnetting. IP Address Public biasanya dimiliki dalam skala besar, seperti Hosting, ISP, Data center, dan perusahaan Web.

Saat ini yang digunakan di dunia adalah IPv4 (IP Address Versi 4), mulai digunakan sejak tahun 1981. Tetapi sejak sekitar tahun 1990 sudah disimulasikan bahwa IPv4 akan mencapai titik jenuh atau IP Address di IPv4 akan habis. Dan sejak pada tahun 1996, IPv6 di kembangkan sebagai pengganti IPv4. IPv4 menggunakan 32 bit, jumlah Address yang dimiliki oleh IPv4 sebesar = 232 = ±4 milyar host. Itu artinya alamat di IPv4 akan habis pada saat jumlah manusia sudah mencapai 4 milyar lebih. Bayangkan dengan Nilai Maximum tersebut, maka menurut penelitian, 20 tahun lagi pengguna internet akan melebih nilai maximum IPv4. jumlah penduduk India, China, Indonesia, Amerika Serikat dan Uni Eropa kalau dijumlahkan mungkin sudah mencapai angka 3 milyar lebih. Belum dijumlahkan dengan penduduk lain. Pasti angkanya akan mendekati 4 milyar jiwa.Langkah antisipasi awal sebenarnya sudah dilakukan dengan teknologi NAT (Network Address Translation) yang bekerja dengan melakukan penerjemahan satu alamat IPv4 public ke banyak IPv4 private. Sehingga satu alamat IPv4 public bisa dipergunakan untuk banyak perangkat yang akan terkoneksi ke internet.
guna mengatasi masalah tersebut, digunakanlah IPv6. Karena IPv6 berjumlah 128 bit, 2128 atau lebih dari 4 milyar sudah pasti tidak ada kekhawatiran mengenai habisnya IP address. Karena IPv6 memiliki jumlah alamat yang cukup banyak sebesar 340, 282, 366, 920, 938, 463, 463, 374, 607, 431, 768, 211, 456. Pengembangan IPv6 sampai saat ini sudah dilakukan oleh banyak pihak yang ada di seluruh dunia termasuk Service Provider, Internet Exchange Point, ISP regional, Militer serta Universitas
IP Address Memiliki 2 bagian, yaitu Network ID dan Host ID , contoh 192.168.100.1 , secara default Net ID nya adalah 192.168.100 dan Host ID nya adalah 1, agar komputer bisa saling terhubung , IP yang digunakan Net ID nya harus sama, dan Host ID nya harus berbeda.
Agar mudah ngerti, Net ID adalah nama jalan dan Host ID adalah nomor Rumah, jadi Jln. Diponegoro No 3 , jika nama jalan dari beberapa orang sama, maka nomor rumah mereka tidak mungkin sama.

Kelas IP Address

KELAS A , pada kelas A 8 bit pertama adalah network Id, dan 24 bit selanjutnya adalah host Id, kelas A meiliki network Id dari 0 sampai 127.

KELAS B , pada kelas B 16 bit pertama adalah network Id, dan 16 bit selanjutnya adalah host Id, kelas B memiliki network id dari 128 sampai 191

KELAS C, pada kelas C 24 bit pertama adalah network Id, dan 8 bit selanjutnya adalah host Id, kelas C memiliki network id dari 192 sampai 223

KELAS D, IP kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu penggunaan aplikasi secara bersama-sama oleh beberapa komputer, dan IP yang bisa digunakan adalah 224.0.0.0 – 239.255.255.255

KELAS E,  memiliki range dari 240.0.0.0 – 254.255.255.255, IP ini digunakan untuk eksperimen yang dipersiapkan untuk penggunaan IP address di masa yang akan datang.

Pengertian IP Publik dan Private
IP address dianggap publik jika jumlah IP yang valid dan berada di luar salah satu alamat rentang IP disediakan untuk penggunaan pribadi oleh kelompok standar Internet. Alamat IP publik yang digunakan oleh server internet termasuk untuk situs web dan server DNS ), router jaringan atau komputer yang terhubung langsung ke Internet melalui modem .
Setiap IP publik ditugaskan untuk berbagai atau blok alamat. Internet Assigned Numbers Authority (IANA) mengatur kepemilikan ini rentang IP dan memberikan masing-masing blok organisasi seperti Internet Service Provider (ISP) yang pada gilirannya mengalokasikan addreses IP individu kepada pelanggan.
Menggunakan alamat IP pribadi pada komputer atau bisnis dapat meningkatkan keamanan jaringan dan menghemat ruang pengalamatan publik. Apa alamat IP pribadi terlihat seperti? Apa alamat IP rentang memenuhi syarat sebagai pribadi? Sebuah alamat IP dianggap pribadi jika nomor IP termasuk dalam salah satu dari alamat rentang IP disediakan untuk penggunaan pribadi oleh kelompok standar Internet. Ini kisaran alamat IP pribadi ada:
10.0.0.0 Sampai 10.255.255.255
169.254.0.0 sampai 169.254.255.255
172.16.0.0 sampai 172.31.255.255
192.168.0.0 sampai 192.168.255.255
Perangkat dengan alamat IP private tidak dapat terhubung langsung ke Internet. Demikian juga, komputer di luar jaringan lokal tidak dapat terhubung langsung ke perangkat dengan IP pribadi. Sebaliknya, akses ke perangkat tersebut harus ditengahi oleh router atau serupa perangkat yang mendukung Network Address Translation (NAT) . NAT menyembunyikan nomor IP pribadi tetapi secara selektif dapat mentransfer pesan ke perangkat ini, memberi lapisan keamanan untuk jaringan lokal.
Selain ip address Publik dan private (pribadi) terdapat jenis ip address dinamis dan static, maksudnya ip dinamis adalah ip adress yang dapat berbuah – ubah sedangkan ip address static tidak akan berubah ubah. Berikut penjelasan ipaddress static dan ip address dinamis.
Penjelasan Ip Address Dinamis & Statis
IP address dinamis bersifat sementara dan berubah setiap kali komputer mengakses Internet. IP address dinamis, pada dasarnya di ambil dari kumpulan alamat IP yang dibagi di antara berbagai komputer dan sudah ditetapkan sebelumnya sistem ini biasanya di tangani oleh sistem DHCP. Karena sejumlah alamat IP statis banyak yang tersedia, banyak ISP menyisihkan sebagian dari alamat yang ditugaskan untuk berbagi di antara pelanggan mereka dengan cara ini. Hal ini akan menurunkan biaya dan memungkinkan mereka untuk melayani pelanggan jauh lebih banyak dari pada menggunakan ip static.
Alamat IP statis umumnya lebih disukai untuk keperluan seperti VOIP (Voice over Internet Protocol), game online, atau tujuan lain di mana pengguna harus membuatnya mudah bagi komputer lain untuk mencari dan terhubung ke mereka. Akses mudah juga dapat difasilitasi dengan menggunakan alamat IP dinamis melalui penggunaan layanan DNS dinamis, yang memungkinkan komputer lain untuk menemukan Anda meskipun Anda mungkin menggunakan sementara, alamat IP satu kali.
Alamat IP statis dianggap agak kurang aman daripada alamat IP dinamis, karena mereka lebih mudah untuk melacak untuk keperluan data mining. Namun, mengikuti praktik Internet yang aman dapat membantu mengurangi potensi masalah ini dan menjaga komputer Anda aman tidak peduli apa jenis alamat IP yang Anda gunakan.
Perbedaan IP Dalam Pengalamatan.
Dalam pengalamatan IP terdapat dua metode yaitu classful dan classless. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan di antara keduanya.
# Classful
Classful secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan kelas". Kemudian jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, maka pengalamatan IP classful dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP berdasarkan kelas". Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4. Ya, seperti sudah diketahui IPv4 dibagi menjadi kelas A, B, C, D, dan E.
Dengan pengalamatan IP classful, jaringan yang dapat dibentuk hanya sebatas kapasitas masing-masing kelas, dan kapasitas host yang besar yang dimiliki oleh kelas A dan B sering tidak terpakai secara optimum. Selain itu juga telah membuat tabel routing global menjadi membengak melebihi kapasitas router. Oleh sebab itu metode ini sudah tidak digunakan lagi dan diganti dengan classless.
# Classless
Classless secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak menggunakan kelas". Kemudian jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, maka pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa mengenal kelas". Yaitu dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian diikuti dengan variabel panjang prefiks.
Contoh: 172.26.78.3/28
172.26.78.3 = alamat IP, /28 = panjang prefiks (CIDR)
Dengan metode classless dapat menyederhanakan tabel routing dengan cara satu tabel routing dapat untuk beberapa jaringan sehingga menghemat penggunaan kapasitas router dalam membuat tabel routing. Selain itu, metode ini memungkinkan untuk menggunakan alamat IP kelas A dan B dengan panjang prefiks tertentu yang belum dipakai.
Namun dalam rangka menjawab permasalahan menipisnya kapasitas jumlah host IPv4 yang diperkirakan akan habis seluruhnya dalam beberapa tahun lagi, maka dibuatlah protokol atau sistem pengalamatan yang baru yaitu IPv6 dengan panjang 128-bit dan bersifat classless sehingga mampu mendukung jumlah host hingga 3,4 x 1038 host.
Contoh IPv6: 21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a